Perusahaan Perusahaan Dunia Mulai Tidak Menggunakan Mata Uang Dolar, Berdampak Bagi Mata Uang Rupiah??
Bank Indonesia (BI) mengumumkan semakin banyak eksportir dan importir yang tidak lagi menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional. Sebaliknya, pengusaha mendapat manfaat dari kolaborasi LCT yang sedang berlangsung di empat negara. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan hingga Juni 2023 sebanyak 2.014 pelaku usaha baik kecil maupun besar telah menggunakan ruang LCT. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 1.741 pengusaha.
“Kami optimistis jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi yang semakin baik dan intensif. Khusus Korea belum dimulai," kata Destry dalam jumpa pers hasil Governmental Meeting (GDG) pada Selasa (25/7/2023).Selama ini LCT telah menjalin kerjasama dengan China, Jepang, Malaysia dan Thailand. Pengaturan ini memungkinkan perusahaan di Indonesia dan keempat negara tersebut untuk berdagang langsung dengan mata uang lokal masing-masing negara tanpa harus menggunakan mata uang utama seperti dolar AS.
Dalam waktu dekat, kerja sama LCT juga akan diterapkan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). “Kemarin kita baru tandatangan perjanjian bank sentral, sekarang kita lihat bagaimana pelaksanaannya, menunjuk bank ACCD dan mengejar para penjahat,” imbuhnya.
Bisnis LCT diperkirakan mencapai $3,2 miliar pada paruh pertama tahun 2023. Nilai ini akan mencapai hampir sepanjang tahun 2022 menjadi $4,1 miliar.
Sebagian besar nilai perdagangan berasal dari perdagangan antara Indonesia dan Malaysia, $1,2 miliar atau 38%. Selebihnya diikuti Jepang dengan 23%, Thailand 20%, dan sisanya China."Biasanya dua tahun lalu ya, kalau bukan China ya Jepang. Tapi kali ini Malaysia yang pegang kendali. China yang terakhir, karena ekonomi China juga melemah," pungkasnya.
Post a Comment for "Perusahaan Perusahaan Dunia Mulai Tidak Menggunakan Mata Uang Dolar, Berdampak Bagi Mata Uang Rupiah?? "